Perbanyakan Tanaman Chrysanthemum pada Kondisi Fotoautotropik Secara in Vitro
DOI:
https://doi.org/10.61761/agiotech.1.1.1-9Keywords:
Chrysanthemum, fotoautotropik, in vitro, glukosa, zat pengatur tumbuhAbstract
Perbanyakan bibit melalui kultur jaringan yang dilakukan dapat memberikan solusi untuk meningkatkan ketersediaan bibit krisan (Chrysanthemum sp.) yang berkualitas, terbebas dari virus maupun hama penyakit, dapat menghasilkan bibit dalam jumlah banyak dengan waktu yang singkat, dan bersifat seragam. Pengendalian lingkungan in vitro bertujuan untuk menghasilkan tanaman yang lebih mudah untuk beradaptasi pada lingkungan ex vitro salah satunya melalui sistem kultur fotoautotropik. Pada penelitian ini dilakukan studi mengenai keefektifan modifikasi media dan kondisi kultur menggunakan sistem autotropik. Penelitian dilakukan secara deskriptif dengan pengujian tiga jenis media MS + 30 g/L gula + 2 mg/L CaP (M1); MS + 30 g/L gula + 0.1 mg/L NAA + 1 mg/L BAP (M2); dan MS + 15 g/L gula + 0.1 mg/L NAA + 1 mg/L BAP (M3). Serta pemberian 1 lubang ventilasi (V1); 2 lubang ventilasi (V2). Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi gula dapat meningkatkan pertumbuhan tunas, namun bila dalam jumlah banyak juga dapat menghambat pertumbuhan tunas aksilar. Penggunaan lubang ventilasi pada sistem autotropik dapat menyebabkan terjadinya kontaminasi yang lebih banyak, hal ini dapat dikurangi dengan mengkontrol sterilitas eksplan yang digunakan serta lingkungan yang sesuai seperti kelembaban, suhu, dan intensitas cahaya yang sesuai
References
Afreen, F. (2005). Physiological and anatomical characteristics. Dalam: Kozai T, Afreen F, Zobayed S M A, (Eds). Photoautotroph (sugar-free Micropro pagation as a New Micropropagation and Transplant Production System. Netherlands.
Andri, K.B. (2013). Analisis rantai pasok dan rantai nilai bunga krisan di daerah sentra pengembangan Jawa Timur. SEPA. 10 (1):1-10.
Basri. (2008). Multiplikasi empat varietas krisan melalui teknik kultur jaringan. Jurnal Agroland. 15 (3): 271 – 277.
Chaum, S., Chanseetis, C., Chintakovid, W., Pichakum, A., Supaibulwatana, K. (2011). Promoting root induction and growth of in vitro Macadamia (Macadamia tetraphylla L. ‘Keaau’) plantlets using CO2-enriched photoautotrophic conditions. J Plant Biotechno. 106: 435.
Gunawan, L.W. (1992). Teknik kultur jaringan tumbuhan. Institut Pertanian Bogor
Handajaningsih, M., & Wibisono, T. (2009). Pertumbuhan dan pembungaan krisan dengan pemberian abu janjang kelapa sawit sebagai sumber kalium. J. Akta Agrosia. 12 (1) : 8–14.
Hayati, N.Q., Nurmalinda, N., Marwoto, B. (2018). Inovasi teknologi tanaman krisan yang dibutuhkan pelaku usaha. J Hort. 28(1): 147-162.
Hazarika, B.N. (2003). Acclimatization of tissue-cultured plants. Curr Sci. 85: 1704-1712.
Hazarika, B.N. (2006). Morphophysiological disorders in in vitro culture of plants. Sci Horti. 108:105-120.
Jain, N., Bairu, M.W., Stirk, W.A., Van, S.J. (2009). The effect of medium, carbon source and explant on regeneration and control of shoot-tip necrosis in Harpagophytum procumbens. South African Journal of Botany, 75: 117–121.
Kozai, T., & Kubota, C. (2005). Concepts, definitions, ventilation methods, advantages and disadvantages. Dalam Kozai, T., Afreen, F., Zobayed, SMA (Eds.). Photoautotrophic (sugar-free medium) Micropropagation as a New Micropropagation and Transplant Production System. Dordrecht, Netherlands: Springer. 19-30.
Kubota, C. (2002). Photoautotrophic micropropagation: Importance of controlled environment in plant tissue culture. Combined Proceedings International Plant Propagators’ Society. 52: 609-613.
Lucchesini, M., Mensuali-Sodi, A., Massai, R., Gucci, R. (2001). Development of autotrophy and tolerance to acclimatization of Myrtus communis transplants cultured in vitro under different aeration. Biol Plant. 44: 167-174.
Lydianthy, H., & Nihayati, E. (2019). Pengaruh penggunaan zat pengatur tumbuh BAP dan NAA terhadap presentase tumbuh bahan tanam krisan (Chrysanthemum morifolium) secara in vitro. Jurnal Produksi Tanaman, 7(10): 1878-1884.
Pandiangan, P., Samse, S., Nainggolan, T. (2006). Pengaruh pemberian giberelin Ga3 dan air kelapa terhadap pertumbuhan planlet tanaman Anggrek dendrobium sp secara in vitro. Jurnal Komunikasi Penelitian, 18(2) : 76 -79.
Purba, S. (2017). Pengaruh BAP dan NAA pada perbanyakan tunas krisan secara in vitro. Jurusan Pendidikan Biologi, 1(1) : 187 – 188.
Roostika, I., Purnamaningsih, R., Noviati, A.V. (2017). Pengaruh Sumber Karbon dan Kondisi Inkubasi Terhadap Pertumbuhan Kultur in Vitro Purwoceng (Pimpinella pruatjan Molk.). J AgroBiogen. 4(2):65-69.
Ruan, Y. (2012). Signaling role of sucrose metabolism in development. Mol Plant. 5: 763-765.
Shinta, S., Masna, M. (2014). Identifikasi dan pencegahan kontaminasi pada kultur cair sistem perendaman sesaar. Jurnal Menara Perkebunan, 82(2) : 66 – 69.
Sitorus, E.N, Hastuti, E.D., Setiari, N. (2011). Induksi kalus binahong (Basella rubra L.) secara in vitro pada media murashige & skoog dengan konsentrasi sukrosa yang berbeda. Bioma, 13(1): 1-7.
Triyastuti, N., Rahayu, E.S., Widiatningrum, T. (2018). Optimasi pertumbuhan plantlet krisan melalui peningkatan permeabilitas tutup botol dan penurunan sukrosa. Jurnal MIPA, 41(1): 20-26.
Wu, H.C., & Lin, C.C. (2013). Carbon dioxide enrichment during photoautotrophic micropropagation of Protea cynaroides L. plantlets improves in vitro growth, net photosynthetic rate, and acclimatization. Hort Sci., 48(10): 1293-1297.
Xiao, V., Niu, G., Kozai, T. (2010). Development and application of photoautotrophic micropropagation plant system. Plant Cell Tiss Organ Cult. 105: 149-158.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2023 Elisa Apriliani, Dwi Widyajayantie, Ummu F Hidayah, Yoshua S Yudha
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.