Status Kesuburan Perairan Dumai Berdasarkan Perifiton Menggunakan Substrat Keramik di Pesisir Dumai
DOI:
https://doi.org/10.61761/seawarm.2.1.13-21Keywords:
Jenis, Mesotrofik, Skeletonema sp,, Status TrofikAbstract
Perifiton merupakan sekelompok organisme (mikroskopis) yang hidup menempel pada substrat yang tenggelam serta bersifat sessile. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis perifiton yang menempel serta menentukan kualitas air pesisir Dumai berdasarkan jenis dan kelimpahan perifiton menggunakan substrat keramik di Pesisir Dumai. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari-Maret 2023. Ada tiga stasiun pengambilan sampel, yaitu S1 (kawasan pemukiman warga), S2 (kawasan mangrove, tempat wisata dan TPI), S3 (terdapat pelabuhan serta aktivitas kapal tongkang). Parameter kualitas air yang diukur diantaranya suhu, kecerahan, kecepatan arus, pH, oksigen terlarut, karbondioksida bebas, salinitas, nitrat, dan fosfat. Substrat yang digunakan adalah substrat keramik (8x3 cm2), yang diletakkan satu minggu sebelum sampling. Sampling dilakukan sebanyak 3 kali dengan interval waktu 1 minggu. Sampel perifiton dikumpulkan dengan penyemprotan substrat keramik dengan aquades. Perifiton diawetkan dengan lugol 1 % lalu diidentifikasi menggunakan buku identifikasi menurut Prescott (1974), Belcher dan Swale (1978), Yunfang (1995), Bigg dan Kilroy (2000). Hasil penelitian perifiton yang ditemukan pada substrat keramik di Pesisir Dumai berjumlah 18 jenis yang terdiri dari 3 kelas, Bacillariophyceae (11), Chlorophyceae (5) dan Cyanophyceae (2). Kelimpahan total perifiton yang ditemukan selama penelitian berkisar 6.066-11.918 sel/cm2. Jenis yang paling banyak ditemukan adalah Skeletonema sp. Berdasarkan jenis perifiton, disimpulkan bahwa Pesisir Dumai dapat dikategorikan sebagai perairan mesotrofik (sedang).
References
ALPHA. (2012). Standard Method for the Examination of Water and Wastewater. 22th Edition. American Public Health Association/American Water Work Association/Walter Environment Federation Washington. DC. USAL.
Belcher, H & Swalle, E. (1978). A Beginner’s Guide to Freshwater Algae. London: Institute of Terrestrial Ecology.
Bellinger, E. G., alnd Sigee, D.C. (2010). Freshwater algae: identification, enumeration, and use as bioindicators.
Biggs, B. J. F & K. Calthy. (2000). Stream Periphyton Monitoring Manual. New Zealand: Niwa.
Effendi, H. (2003). Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Cetakan Kelima. Yogyakarta. Kanisius.
Goldman, C.R. & Horne, A.J. (1983). Limnology. Mc. Gralw Hill International Book Company. Tokyo.
Kasrinal, S.I., & Wahyu, E. J. (2012). Ragam Jenis Mikroalga di Air Rawa Kelurahan Bentiring Permai Kota Bengkulu Sebagai Alternatif Sumber Belajar Biologi SMA. Jurnal Exacta, 10(1): 36–44.
Latief, H. (2002). Oseanografi Pantai. Departemen Geofisika dan Meteorologi. ITB. Bandung. 162.
Marman, T., Purnawan S., & Dewiyanti, I. (2016). Jenis dan Kelimpahan Fitoplankton di Perairan Laguna Gampong Pulot Kecamatan Leupung Aceh Besar. Akuatika Indonesia, 1(2): 158-167.
Nontji, A. (1993). Laut Nusantara. Djambatan. Jakarta.
Nurjijar, S., Dahril, T., & Harjoyudanto, Y. (2022). Abundance of Phytoplankton as a Determinant of Water Quality in the Coastal Areal of Dumai Barat District Riau Province. Indonesian Journal of Multidisciplinary, 1(11): 1420-1431.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Mega Rani Jiboro, Tengku Dahril, Asmika Harnalin Simarmata
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.