Gejala Klinis Ikan Komet (Carassius auratus) yang Terinfeksi Bakteri Aeromonas hydrophila dan Pascapengobatan dengan Larutan Propolis

Authors

  • M. Riswan Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Syiah Kuala
  • Iesje Lukistyowati Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau
  • Henni Syawal Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau
  • Morina Riauwaty Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau
  • Rudi Alfinda Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau
  • Ronal Kurniawan Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau https://orcid.org/0000-0003-0000-2316
  • Mega Novia Putri Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau

DOI:

https://doi.org/10.61761/seaqu.3.1.1-8

Keywords:

Gejala klinis, Carassius auratus, Exopthalmia, Dropsy, MAS

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gejala klinis ikan komet yang terinfeksi bakteri Aeromonas hydrophila dan pascapengobatan dengan larutan propolis. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan menerapkan rancangan acak lengkap (RAL) dengan satu faktor lima taraf perlakuan dan tiga kali ulangan perlakuan. Perlakuan tersebut adalah adalah Kn (tidak terinfeksi A.hydrophila dan tidak diobati propolis), Kp (terinfeksi A. hydrophila  tetapi tidak diobati propolis), sedangkan ikan terinfeksi A.hydrophila diobati dengan propolis dosis P1 (700 ppm), P2 (800 ppm), dan P3 (900 ppm). Pengobatan dilakukan dengan cara penyuntikan propolis pada ikan yang terinfeksi A.hydrophila di bagian intramuscular sebanyak 0,1 ml. Bahan uji yang digunakan adalah ikan komet (Carassius auratus) ukuran 8-10 cm sebanyak 150 ekor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ikan yang terinfeksi bakteri A.hydrophila menunjukkan gejala klinis sirip ekor gripis, bercak merah, mata menonjol (exopthalmia), perut mengembung (dropsy), sisik tubuh lepas. Setelah 14 hari pascapengobatan dengan larutan propolis perlakuan terbaik adalah perlakuan P2 dosis (800 ppm) mengalami kondisi pemulihan mendekati gejala klinis kondisi ikan normal terlihat dari warna tubuh cerah, produksi lendir normal, sirip ekor utuh, tidak terdapat mata menonjol (exopthalmia), dan perut tidak mengembung (dropsy).

Author Biographies

Iesje Lukistyowati, Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau

Department of Aquaculture, Faculty of Fisheries and Marine

Henni Syawal, Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau

Department of Aquaculture, Faculty of Fisheries and Marine

Morina Riauwaty, Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau

Department of Aquaculture, Faculty of Fisheries and Marine

Rudi Alfinda, Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau

Department of Aquaculture, Faculty of Fisheries and Marine

Ronal Kurniawan, Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau

Department of Aquaculture, Faculty of Fisheries and Marine,

Mega Novia Putri, Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau

Department of Aquaculture, Faculty of Fisheries and Marine

References

[KKP] Kementerian Kelautan dan Perikanan. (2012). Statistik Ekspor Hasil Perikanan 2011 Buku 1. Pusat Data, Statistik dan Informasi Sekertariat Jendral Kementerian Kelautan dan Perikanan. 509 hlm.

Angka, S.L. (2005). Kajian Penyakit Motile Aeromonas Septicaemia (MAS) pada Ikan Lele Dumbo Clarias sp.: Patologi, Pencegahan dan Pengobatannya dengan Fitofarmaka. Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Apriyanto, H., Harpeni, E., Setyawan, A., & Tarsim. (2014). Pemanfaatan Ekstrak Buah Rhizophora sp. sebagai Antibakteri terhadap Bakteri Patogen Ikan Air Tawar. Jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan, 3(1): 289-296.

Asniatih, A., Idris, M., & Sabilu, K. (2013). Studi Histopatologi pada Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) yang Terinfeksi Bakteri Aeromonas hydrophila. Jurnal Mina Laut Indonesia. 3 (12): 13-21.

A'yunin, Q., Dinarti, D., Nurhabibah, N., & Budianto, B. (2021). Potensi Ekstrak Makroalga Watercress sebagai Anti Bakteri Aeromonas hydrophila secara in vitro. Jurnal Sumberdaya Akuatik Indopasifik, 5(4): 407-414.

Bako, S., Lukistyowati, I., & Riauwaty, M. (2019). Sensitivity of Propolis Solutions on Aeromonas hydrophila Bacteria. Jurnal Perikanan dan Kelautan, 24(2): 91-100.

Hardi, E.H., & Pebrianto, C.B. (2014). Infeksi Aeromonas hydrophila melalui jalur yang berbeda pada ikan nila (Oreocromis niloticus) di Loa Kulu Kutai Kartanegara. J. Kedokteran Hewan, 8(2):130-133.

Haryani, A., Grandiosa, R., Buwono, I.D., & Santika, A. (2012). Uji Efektivitas Daun Pepaya (Carica papaya) untuk Pengobatan Infeksi Bakteri Aeromonas hydrophila pada Ikan Mas Koki (Carassius auratus). Jurnal Perikanan dan Kelautan, 3(3): 213-220.

Indriani, A.D., Prayitno, S.D., & Sarjito, S. (2014). Penggunaan Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinale var. Rubrum) Sebagai Alternatif Pengobatan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) yang Diinfeksi Bakteri Aeromonas hydrophila. Journal of Aquaculture Management and Technology, 3(3): 58-65.

Istikhanah, I., Sarjito, S., & Prayitno, S.B. (2014). Pengaruh Pencelupan Ekstrak Daun Sirih Temurose (Piper betle linn) terhadap Mortalitas dan Histophatologi Ginjal Ikan Mas (Cyprinus carpio) yang Diinfeksi Bakteri Aeromonas hydrophila. Journal of Aquaculture Management and Technology, 3(30): 51-57.

Lukistyowati I., & Syawal, H. (2013). Potensi Pakan yang Mengandung Sambiloto (Andrographis paniculata) dan Daun Jambu Biji (Psidium guajava) untuk Menanggulangi Bakteri Aeromonas hydrophila pada Ikan Baung (Mystus nemurus). Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 1(2):135-147.

Lukistyowati I. (2012). Studi Efektivitas Sambiloto (Andrographis paniculata Ness) untuk Mencegah Penyakit Edwardsiellosis pada Ikan Patin (Pangasius hypopthalmus). Berkala Perikanan Terubuk, 40(2) : 56-74.

Mangunwardoyo, W., Ismayasari, R., & Riani, E. (2010). Uji Patogenisitas dan Virulensi Aeromonas hydrophila Stanier pada Ikan Nila (Oreochromis niloticus Lin.) melalui Postulat Koch. Jurnal Riset Akuakultur, 5(2): 145-255.

Pattipeiluhu, S., Laimeheriwa, B.M., & Lekatompessy, A.A.P. (2022). Infeksi Aeromonas hydrophila dan Dampaknya pada Gejala Klinis dan Parameter Darah Ikan Nila Oreochromis niloticus. Journal of Fisheries and Marine Research, 6(3): 6-13.

Prastiti, A.L., Sarjito, S., & Budi, S.P. (2015). Pengaruh Penambahan Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinale var. Rubrum) pada Media Pemeliharaan Terhadap Kelulushidupan dan Pertumbuhan Ikan Gurami (Osphronemus gouramy) yang Diinfeksi Bakteri Edwardsiella tarda. Journal of Aquaculture Management and Technology, 4(3): 31-37.

Pratama, R.C. Rosidah, R., Sriati, S., & Rustikawati, I. (2017). Efektivitas Ekstrak Biji Rambutan dalam Mengobati Benih Ikan Mas yang Terinfeksi Bakteri Aeromonas hydrophila. Jurnal Perikanan Kelautan, 8(1).

Sanoesi, E. (2008). Penggunaan Ekstrak Daun Pepaya (Carica papaya Linn) terhadap Jumlah Sel Macrofag pada Ikan Mas (Cyprinus carpio) yang terinfeksi Bakteri Aeromonas hydrophila. Jurnal Penelitian Perikanan, 11(2).

Taufik, P. (2001). Ketahanan Ikan Baung, Mystus nemurus, terhadap Patogen Aeromonas hydrophila. Jurnal Ilmu-ilmu Perairan, 4(2): 6-12.

Winingsih, W. (2004). Kediaman Lebah sebagai Antibiotik dan Antikanker. [terhubung berkala]. http://www.pikiranrakyat.com/cetak/0904/ 16/cakrawala.html [di akses Februari 2025].

Yin, G., Ardo, L., Thompson, K.D., Adams, A., Jeney, Z., & Jeney, G. (2010). Chinese Herbs (Astragalus radix and Ganodermalucidum) Enhance Immune Respons of carps, Cyprinus carpio and Protection Againts Aeromonas hydrophila. Fish and Shellfish Immunology, 26(1):140 -145.

Downloads

Published

14-07-2025

How to Cite

M. Riswan, Lukistyowati, I., Syawal, H., Riauwaty, M., Alfinda, R., Kurniawan, R., & Putri, M. N. (2025). Gejala Klinis Ikan Komet (Carassius auratus) yang Terinfeksi Bakteri Aeromonas hydrophila dan Pascapengobatan dengan Larutan Propolis. South East Asian Aquaculture, 3(1), 1–8. https://doi.org/10.61761/seaqu.3.1.1-8

Issue

Section

Articles